Asal-Usul dan Migrasi
Masyarakat Rohingya dipercaya berasal dari Kerajaan Arakan di Myanmar modern, yang berbatasan dengan negara bagian Bengal di India. Mereka kemungkinan besar keturunan pedagang Arab dan Persia yang menetap di wilayah tersebut pada abad ke-9 M.
Pada abad ke-15, setelah jatuhnya Kerajaan Arakan, banyak Rohingya bermigrasi ke negara bagian Rakhine di Myanmar, di mana mereka membentuk mayoritas populasi di beberapa daerah.
Era Kolonial
Selama era kolonial Inggris (1824-1948), Rohingya menikmati otonomi relatif di Rakhine. Namun, setelah kemerdekaan Myanmar pada tahun 1948, mereka mulai menghadapi diskriminasi yang meningkat.
Pemerintah Myanmar menolak untuk mengakui Rohingya sebagai warga negara, mengklaim bahwa mereka adalah imigran ilegal dari Bangladesh. Hal ini menyebabkan penganiayaan dan pencabutan hak-hak dasar.
Konflik Seksarian
Pada tahun 1978, pemerintah Myanmar melakukan Operasi Nagamin, sebuah tindakan keras brutal terhadap Rohingya yang mengakibatkan 200.000 orang mengungsi ke Bangladesh.
Pada tahun 2012, kekerasan sektarian meletus di Rakhine antara Rohingya dan umat Buddha etnis Rakhine. Lebih dari 100.000 Rohingya terpaksa mengungsi, dan banyak desa mereka dibakar habis.
Krisis Pengungsi
Pada tahun 2017, tentara Myanmar melakukan operasi kontra-pemberontakan yang brutal terhadap Rohingya sebagai pembalasan atas serangan terhadap pos-pos keamanan. Hal ini memicu arus pengungsi besar-besaran ke Bangladesh, di mana lebih dari 700.000 Rohingya kini mendekam di kamp-kamp pengungsi.
Kondisi di kamp buruk, dan para pengungsi menghadapi kekurangan makanan, air, dan perawatan kesehatan. Mereka juga berisiko tinggi mengalami pelecehan dan eksploitasi.
Tanggapan Internasional
Komunitas internasional mengecam tindakan keras terhadap Rohingya dan menyerukan agar Myanmar bertanggung jawab. Dewan Keamanan PBB telah mengadopsi resolusi yang menyerukan penghentian kekerasan dan akuntabilitas atas pelanggaran hak asasi manusia.
Namun, pemerintah Myanmar terus membantah tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan menolak memberikan akses penuh bagi penyidik internasional ke Rakhine.
Masa Depan Rohingya
Masa depan Rohingya tetap tidak pasti. Mereka menghadapi penganiayaan yang terus-menerus di Myanmar dan prospek pemulangan mereka ke rumah mereka di Rakhine tetap tipis.
Komunitas internasional terus mendesak Myanmar untuk memenuhi kewajibannya terhadap Rohingya dan menciptakan kondisi yang memungkinkan mereka kembali dengan aman dan bermartabat ke tanah air mereka.
Featured Image
Kelebihan Sejarah Rohingya
Tidak ada kelebihannya.
Kekurangan Sejarah Rohingya
Berikut adalah beberapa kekurangan sejarah Rohingya:
Tabel Sejarah Rohingya
Tahun | Peristiwa |
---|---|
Abad ke-9 M | Pedagang Arab dan Persia menetap di Kerajaan Arakan |
Abad ke-15 | Rohingya bermigrasi ke negara bagian Rakhine di Myanmar |
1824-1948 | Era kolonial Inggris |
1948 | Myanmar merdeka |
1978 | Operasi Nagamin |
2012 | Kekerasan sektarian meletus di Rakhine |
2017 | Tindakan keras militer terhadap Rohingya |
FAQ
Masyarakat Rohingya adalah kelompok minoritas Muslim yang tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
Rohingya dianiaya karena mereka adalah kelompok minoritas Muslim di negara yang mayoritas beragama Buddha.
Pada tahun 2017, pemerintah Myanmar melakukan operasi kontra-pemberontakan yang brutal terhadap Rohingya sebagai pembalasan atas serangan terhadap pos-pos keamanan. Hal ini memicu arus pengungsi besar-besaran ke Bangladesh.
Lebih dari 700.000 Rohingya kini tinggal di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh.
Rohingya ingin kembali ke rumah mereka di Rakhine dengan aman dan bermartabat.
Anda dapat membantu Rohingya dengan menyumbangkan ke badan amal yang menyediakan bantuan, dengan mengadvokasi hak-hak mereka, dan dengan menyebarkan kesadaran tentang situasi mereka.
Masa depan Rohingya tetap tidak pasti. Mereka menghadapi penganiayaan yang terus-menerus di Myanmar dan prospek pemulangan mereka ke rumah mereka di Rakhine tetap tipis.
Kesimpulan
Masyarakat Rohingya telah mengalami penganiayaan yang mengerikan selama bertahun-tahun. Mereka menghadapi diskriminasi yang meluas, kekerasan, dan penolakan kewarganegaraan.
Krisis pengungsi Rohingya adalah tragedi kemanusiaan yang menuntut perhatian segera. Dunia harus bersatu untuk melindungi Rohingya dan menemukan solusi yang langgeng untuk situasi mereka.
Ajakan Bertindak
Anda dapat melakukan hal-hal berikut untuk membantu Rohingya:
Kata Penutup
Nasib Rohingya merupakan ujian bagi kemanusiaan kita. Kita tidak bisa berpaling dari penderitaan mereka. Kita harus bersatu untuk menuntut diakhirinya penganiayaan dan menjamin bahwa Rohingya memiliki masa depan yang lebih baik.