Sejarah Candi Borobudur: Warisan Budaya Indonesia yang Abadi

Sejarah Candi Borobudur

Pendahuluan

Candi Borobudur menjadi salah satu keajaiban dunia yang memikat wisatawan mancanegara. Dibangun pada abad ke-9 oleh Dinasti Syailendra, candi ini menyimpan nilai sejarah dan filosofi yang mendalam. Sebagai salah satu situs Warisan Dunia UNESCO, Borobudur telah menyedot perhatian dunia dan menjadi simbol kebanggaan Indonesia.

Kisah perjalanan pembangunan dan kejayaan Borobudur merupakan sebuah mahakarya yang patut kita pelajari. Artikel ini akan menyoroti sejarah Borobudur secara mendalam, mulai dari masa pembangunan, kejayaan, hingga restorasi dan upaya pelestariannya.

Dengan memahami sejarah Borobudur, kita tidak hanya bisa mengagumi keindahan arsitekturnya, tetapi juga menghargai kekayaan budaya dan nilai-nilai luhur nenek moyang kita. Mari kita telusuri perjalanan waktu dan menguak kisah di balik keajaiban ini.

Masa Pembangunan

Pembangunan Candi Borobudur dimulai pada sekitar tahun 780 M pada masa pemerintahan Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra. Pembangunan candi ini diperkirakan berlangsung selama 75 tahun, dengan melibatkan ribuan pekerja dan seniman terampil.

Lokasi Borobudur dipilih secara strategis di atas sebuah bukit di Magelang, Jawa Tengah. Lokasi ini dipercaya memiliki keselarasan dengan alam dan sesuai dengan konsep kosmologi Buddha.

Arsitektur Borobudur sangatlah unik dan kompleks. Candi ini berbentuk stupa raksasa yang terdiri dari sembilan tingkat, dengan deretan relief yang menghiasi dinding-dindingnya. Relief-relief tersebut menggambarkan ajaran Buddha dan kisah hidup sang Buddha.

Masa Kejayaan

Candi Borobudur mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-10 M pada masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan. Pada masa ini, Borobudur menjadi pusat penyebaran agama Buddha Mahayana di Jawa.

Ribuan umat Buddha dari berbagai penjuru Nusantara berdatangan ke Borobudur untuk melakukan ibadah dan pendakian spiritual. Candi ini juga menjadi tempat belajar dan pengembangan ajaran Buddha.

Kejayaan Borobudur berlangsung selama beberapa abad, hingga akhirnya terbengkalai akibat faktor alam dan perubahan sosial. Pada abad ke-14 M, Hinduisme menggantikan Buddhisme sebagai agama mayoritas di Jawa, dan Borobudur pun ditinggalkan.

Penemuan Kembali dan Restorasi

Candi Borobudur terlupakan selama berabad-abad hingga ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Raffles sangat terkesan dengan kemegahan Borobudur dan memerintahkan dilakukannya pemugaran.

Pemugaran besar-besaran dilakukan pada tahun 1973 hingga 1983 dengan bantuan UNESCO. Pemugaran ini berhasil mengembalikan Borobudur ke kondisi semula dan menjadikannya sebagai salah satu situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991.

Upaya pelestarian dan perlindungan Borobudur terus dilakukan hingga saat ini. Pemerintah Indonesia berupaya menjaga kelestarian candi ini dengan melakukan pemantauan dan penerapan manajemen pengunjung yang baik.

Nilai Filosofis dan Simbolis

Candi Borobudur dibangun sebagai sebuah simbol kosmos dan ajaran Buddha Mahayana. Borobudur mewakili alam semesta yang terdiri dari tiga tingkatan, yaitu kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu.

Kamadhatu adalah dunia nafsu, di mana manusia terikat oleh keinginan duniawi. Rupadhatu adalah dunia bentuk, di mana manusia terbebas dari keinginan duniawi tetapi masih terikat oleh bentuk. Arupadhatu adalah dunia tanpa bentuk, di mana manusia mencapai pencerahan dan terbebas dari semua ikatan.

Stupa raksasa di puncak Borobudur melambangkan pencapaian nirwana, yaitu tujuan tertinggi dalam ajaran Buddha. Relief-relief yang menghiasi dinding candi menggambarkan perjalanan spiritual manusia menuju pencerahan.

Arsitektur dan Relief

Candi Borobudur memiliki arsitektur yang sangat kompleks dan indah. Candi ini berbentuk stupa raksasa yang terdiri dari sembilan tingkat, dengan deretan galeri dan stupa-stupa kecil.

Dinding-dinding candi dihiasi dengan lebih dari 2.672 panel relief yang menceritakan ajaran Buddha dan kisah hidup sang Buddha. Relief-relief ini sangat detail dan menggambarkan berbagai aspek kehidupan, termasuk kehidupan sehari-hari, upacara keagamaan, dan ajaran-ajaran Buddha.

Relief-relief Borobudur menjadi sumber informasi yang sangat penting tentang sejarah, budaya, dan agama di Indonesia pada masa lampau.

Fungsi dan Ritual

Candi Borobudur pada awalnya berfungsi sebagai tempat ibadah umat Buddha. Umat Buddha dari berbagai penjuru Nusantara berdatangan ke Borobudur untuk melakukan pendakian spiritual.

Pendakian Borobudur dilakukan secara simbolis, dimulai dari tingkat dasar hingga ke puncak stupa raksasa. Pendakian ini melambangkan perjalanan spiritual manusia menuju pencerahan.

Selain sebagai tempat ibadah, Borobudur juga digunakan sebagai tempat belajar dan pengembangan ajaran Buddha. Para biksu dan pendeta Buddha mempelajari dan mengajarkan ajaran Buddha di sekitar Borobudur.

Masa Kejayaan Kedua

Setelah restorasi besar-besaran pada tahun 1973 hingga 1983, Candi Borobudur memasuki masa kejayaan kedua. Candi ini menjadi salah satu situs wisata paling populer di Indonesia dan dunia.

Ribuan wisatawan dari berbagai negara berdatangan ke Borobudur untuk menyaksikan keindahan arsitekturnya, mempelajari sejarahnya, dan merasakan nilai-nilai filosofisnya.

Kejayaan kedua Borobudur juga membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar. Industri pariwisata berkembang dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan

Candi Borobudur memiliki banyak kelebihan, di antaranya:

  • Salah satu keajaiban dunia yang mengagumkan
  • Situs Warisan Dunia UNESCO
  • Arsitektur dan relief yang sangat detail dan indah
  • Nilai filosofis dan simbolis yang mendalam
  • Menjadi tempat ibadah, belajar, dan pengembangan ajaran Buddha
  • Menjadi obyek wisata populer dan daya tarik bagi wisatawan dunia
  • Membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar

Kekurangan

Meskipun memiliki banyak kelebihan, Candi Borobudur juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:

  • Terletak di lokasi yang jauh dari pusat kota
  • Tiket masuk yang cukup mahal
  • Infrastruktur pendukung yang masih belum optimal
  • Dampak pariwisata yang berlebihan
  • Kerusakan akibat faktor alam dan manusia

Tabel Informasi Candi Borobudur

AspekInformasi
NamaCandi Borobudur
LokasiMagelang, Jawa Tengah, Indonesia
Masa Pembangunan sekitar 780 M
ArsitekturStupa raksasa berbentuk piramida dengan sembilan tingkat
ReliefLebih dari 2.672 panel relief yang menggambarkan ajaran Buddha dan kisah hidup sang Buddha
FungsiTempat ibadah, belajar, dan pengembangan ajaran Buddha
StatusSitus Warisan Dunia UNESCO

FAQ

  1. Di mana lokasi Candi Borobudur?

    Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.

  2. Kapan Candi Borobudur dibangun?

    Candi Borobudur dibangun pada sekitar tahun 780 M.

  3. Siapa yang membangun Candi Borobudur?

    Candi Borobudur dibangun oleh Dinasti Syailendra.

  4. Apa fungsi Candi Borobudur?

    Candi Borobudur berfungsi sebagai tempat ibadah, belajar, dan pengembangan ajaran Buddha.

  5. Mengapa Candi Borobudur ditinggalkan?

    Candi Borobudur ditinggalkan karena faktor alam dan perubahan sosial, dan Hinduisme menggantikan Buddhisme sebagai agama mayoritas di Jawa.

  6. Apa simbol dari

0 Komentar